Catatan Popular

Sabtu, 14 Mei 2011

Al Habib Ali bin Ja’far bin Syech Al Fargas


Tulisan ini alfaqir persembahkan untuk mengenang dan menghargai AN NASSABAH Al Wali Al Habib Ali bin Ja’far bin Syech Al Fargas Al Ahmad Maula Maryamah Asseggaff akan jasa-jasa beliau dalam mensensus alawiyyin di Nusantara. Hal ini dikarenakan akan kesedihan hati alfaqir bahwa ternyata banyak alawiyyin generasi sekarang yang tidak mengenal beliau padahal beliau lah yang pertama kali mengadakan sensus terhadap alawiyyin nusantara.



Saat akan hamba mulai menulis tentang dirimu duhai yang dicintai oleh Ar Rasul dan Hababati Fathimah Az Zahra ada rasa malu yang teramat. Namun jiwa ini tak dapat menahan keinginan yang teramat kuat yang membuat hamba yang faqier ini menuliskan sekilas riwayat hidupmu. Tulisan ini hanyalah ungkapan rasa terima kasih dari hamba yang berusaha menunjukkan ungkapan kepada mu. Walau ini jauh dari kesempurnaan namun hannya ini yang hamba mampu lakukan.



Beliau adalah seorang yang menjauhkan diri dari ketenaran(khumul) yakni mengikut kebiasaan para datuk-datuknya terdahulu.beliau adalah An Nassabah Al Wali Al Habib Ali bin Ja’far bin Syech Al Fargas Al Ahmad Maula Maryamah Al Alwi Abdurrahman Asseggaff.





Al Habib Ali bin Ja’far bin Syech Asseggaff lahir di Palembang Sumatera Selatan 22 Rabi’ul Awwal 1307 H/16 November 1889 M, beliau adalah generasi pertama yang lahir di Nusantara. Kakek/datuk dari Habib Ali adalah Al Habib Syech bin Sagaf bin Ahmad Aseggaff dikenal seorang yang ‘alim di masanya, beliau lahir pada tahun 1258 H/1842 M dan wafat 1322 H/1905 M di Sewon Hadramaut Yaman Selatan.





Silsilah dari garis ayah :



Ali bin Ja’far bin Syech bin Sagaf bin Ahmad bin Abdullah bin Alwi bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurahman bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi bin Ahmad Maula Maryamah bin Alwi bin Al Imam Al Qutb Abdurrahman Asseggaff bn Muhammad Mauladawilah bn Ali bn Alwi Al Qhoyyur bin Muhammad Faqih Muqaddam bn Ali bn Muhammad Shohib Mirbat bin Ali Kholi' Qasam............ Rasulullah MUHAMMAD SAW.



Silsilah dari garis ibu :



Syarifah Futum binti Alwi b Ahmad b Alwi bin Ahmad bin Al Qutb Ali bin Abdullah bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Abdullah bin Abubakar bin Alwi bin Ahmad bin Al Imam Al Qutb Abubakar As Sakran bin Al Imam Al Qutb Abdurrahman Asseggaff bn Muhammad Mauladawilah bn Ali bn Alwi Al Qhoyyur bin Muhammad Faqih Muqaddam bn Ali bn Muhammad Shohib Mirbat bin Ali Kholi' Qasam............ RasulullahMUHAMMAD SAW.





Ayah dari Habib Ali adalah Al Habib Ja’far bin Syech bin Saqaf Asseggaff lahir di Sewon,beliau adalah seorang penyiar agama Islam yang berhijrah dari Sewon Hadramaut ke Palembang, kehidupan beliau sangat sederhana. Di Palembang Al Habib Ja’far bin Syech bin Sagaf ini menikah dengan As Syarifah Futum binti Alwi bin Ahmad bin Alwi bin Ahmad bin Al Qutb Ali bin Abdullah Asseggaff. Dari pernikahan ini lahirlah Al Habib Abdullah dan Al Habib Ali(An Nasabah/shohibul Manaqib). Kemudian Al Habib Ja’far bin Syech Asseggaff berhijrah ke Jakarta dan menikah dengan Syarifah Rugayyah binti Abdullah bin Husin bin Abdurrahman bin Sahl Jamalullail. Dari pernikahan ini lahirlah Habib Umar dan Khadijah. Al habib Ja’far bin Syech terus melanjutkan dakwanya di Wilayah Jawa barat hingga beliau wafat di wilayah Cijeruk Sukabumi.



Kisah Dalam Menuntut Ilmu



Al Habib Ali bin Ja’far menghabiskan masa kecilnya di Palembang,menjelang remaja beliau di kirim ke Sewon tempat kelahiran ayahnya. Pada masa itu di Sewon dipenuhi bintang gemintang ulama yang memiliki keunggulan dalam bidangnya masing masing. Diantaranya adalah Al ‘Allamah Al Wali An Nassabah Mufti Hadramaut Shohibut Fatwa Al Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husin Al Masyur Syahabuddin. Al Habib Ali bin Ja’far saat itu belajar langsung dengan Al Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husin Al Masyhur ini. Bagi Alawiyin yang mengerti dan belajar nasab maka nama Al Habib Abdurrahman ini sangat dikenal dan menjadi satu dengan ilmu nasab. Beliaulah pengarang kitab Nasab yang merupakan panduan utama buat meneliti dan menentukan kebenaran nasab seseorang. Kitab tersebut adalah Syamsu Azh-Zhahirah,Al Habib Ali bin Ja’far dalam beberapa tahun mengkaji dan mempelajari kitab nasab tersebut secara teliti dan menyeluruh. Pada saat Al Habib Ali bin Ja’far ini pulang ke Indonesia, beliau membawa 7 Jilid Kitab Nasab yang merupakan karya dari Al Allamah An Nasabah Al Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husin Al Masyhur Syahabuddin.



Sensus Alawiyyin Nusantara



Dengan berpijak kepada buku “Syamsu Azh-Zhahirah” ini maka An-Nasabah Al Wali Al Habib Ali bin Ja’far bin Syech bin Sagaf Al Fargas Al Ahmad Maula Maryamah Asseggaff melanjutkan pencatatan nasab ini hingga pada generasi beliau dengan melengkapi catatan tambahan. Al Habib Ali bin Ja’far bin Syech Assegaf atas bantuan dari Al Habib Syech bin Ahmad bin Muhamad bin Umar bin Syahabuddin melaksanakan sensus Alawiyin dan selesai pada tanggal 18 Dzulhijjah 1358 H / 28 Januari 1940 M. Jumlah yang tercatat saat itu adalah 17.764 orang. Sensus ini dilakukan per-daerah yang memuat secara rinci data-data Alawiyin baik itu daerah, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, statusnya, Umurnya, kemampuan bahasa Arab, Indonesia atau Belanda, dihimpun dalam satu buku yang menyajikan data tersebut secara tertib dan terperinci. Buku ini cukup besar dan tebal karena menyebutkan nama satu individu hingga beberapa generasi ke atas serta dengan keterangan keterangan yang lengkap. Sebagai contoh sensus daerah Betawi,Surabaya,Palembang,Pekalongan dan lain lain. Dari buku buku sensus perdaerah ini selanjutnya di buat satu buku yang hanya memuat Nama daerah,jumlah Alawiyin yang ada dan nama qabilah qabilah yang ada di daerah tersebut. Buku ini tipis dengan ukuran kertas yang biasa atau dengan kata lain buku ini merupakan Buku Rekap Sensus Alawiyin.



Dari hasil sensus ini oleh An Nasabah Al Walid Al Habib Ali bin Ja’far bin Syech Al Fargas Al Ahmad Maula Maryamah Asseggaff dihimpun dalam buku nasab sebanyak 7 Juz / jilid. Buku ini memuat dengan rinci semua alawiyin diberbagai Negara yakni Indonesia, Semenanjung Melayu, Singapora, Yaman Selatan dan Utara, Afrika,India,Oman dan lain lain. Buku Al Habib Ali bin Ja’far ini sempat ditulis ulang di Singapora, sama persis dengan yang asli hanya saja berbeda style tulisannya. Buku 7 Juz/jilid karya Habib Ali bin Ja’far ini adalah kelanjutan dari buku 7 jilid karya dari Al Allamah Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husin Al Masyhur Syahabuddin .Selanjutnya pada tahun 1954 didirikan Lembaga Pencatatan,Penelitian dan Pemeliharaan Nasab Alawiyin yang dinamakan “Al Maktab Ad Daimi”, yang berpusat di Jakarta. Karena peranan Al Habib Ali bin Ja’far yang sangat menguasai tentang nasab saat itu maka tidak ada orang yang pantas menduduki jabatan ini kecuali beliau,beliaulah yang diangkat sebagai Ketuanya dan wakilnya adalah Habib Hasyim bin Muhammad Al Hadi bin Ahmad Al Habsyi,disamping itu juga ada 2 orang sebagai penasehat lembaga ini yaitu Habib Alwi bin Thahir Al Haddad(Mufti Johor) dan Habib Ahmad bin Abdullah As Shofie Asseggaff. Pada masa kepengurusan ini Al Habib Ali bin Ja’far Asseggaff menyerahkan buku 7 jilid yang beliau bawa dari Hadramaut karya Al Allamah Abdurrahman bin Muhammad bin Husin Al Masyhur Syahabuddin kepada pengurus Maktab Ad Daimi saat itu,sementara buku 7 jilid karya Al Habib Ali bin Ja’far Asseggaff tetap ditangan beliau.Dari 7 jilid buku nasab ini kemudian dikembangkan menjadi 16 Jilid / juz dan dibuat 4 rangkap yakni satu rangkap buat di Jakarta, satu buat Pekalongan, satu buat Surabaya dan satu buat Palembang. Buku ini dinamakan buku Induk Syajarah Nasab Alawiyin yang saat ini dijadikan sebagai buku rujukan dalam pencatatan dan penelitian untuk menentukan kebenaran nasab setiap individu Alawiyin.



Mundur Dari Maktab Daimi



Pada tanggal 30 November 1956,Al Habib Ali bin Ja’far Asseggaff mengundurkan diri sebagai ketua di Maktab Ad Daimi. Namun demikian karena nasab ini sudah menyatu pada jiwanya maka beliau tetap mengadakan perjalanan ke berbagai tempat untuk mencatat dan meneliti nasab Alawiyin. Buku karya beliau ini selalu beliau bawa dalam penelitian di berbagai tempat. Dalam buku ini beliau mencatat hampir semua Alawiyin yang ada di seluruh Indonesia, Malaysia, Singapora, India, Afrika, Hadramaut, Turki dan Jazirah Arab lainnya.Buku 7 jilid ini semuanya berjumlah hampir 2000 halaman,selain buku ini beliau juga membuat catatan catatan dalam lembaran yang jumlahnya tidak terhitung.



Sosok kepribadian beliau sangat bersahaja,hampir sebagian besar kehidupan beliau digunakan untuk meneliti dan mengabdi kepada penjagaan nasab. Beliau adalah satu satunya Ahli Nasab terakhir yang tak dapat ditandingi oleh siapapun dengan Maha Karyanya yang hingga sekarang di jadikan rujukan utama dalam meneliti dan melacak kebenaran nasab seseorang khususnya buat keluarga para Habaib yang berasal dari Hadramaut.



Beliau memiliki berbagai sifat-sifat leluhurnya yang berbuat hanya mengharap ke Ridhaan ALLAH semata,beliau seorang putra terbaik Alawiyin yang sangat Ikhlas dalam berbuat.Salah satu sifatnya adalah Khumul(tak mau dikenal khalayak ramai) sehingga sampai saat ini banyak sekali orang tidak mengetahui akan peranan beliau yang sangat dominan dalam pemeliharaan kerapian dan kemurnian nasab ini. Namanya beliau tenggelam tertelan oleh nama nama orang yang masyhur/terkenal ataupun tertutupi nama organisasi yang di dalamnya beliau mengabdi. Sehingga sangat wajar sekali sampai saat ini orang tidak tahu sama sekali akan semua karyanya dan kita tak akan mendapatkan gambar gambar pribadinya di rumah rumah keluarga Alawiyin sebagaimana lazimnya kita lihat gambar para habaib habaib yang lainnya. Beliau adalah satu satunya Ahli Nasab,yang pertama dan terakhir yang dimiliki oleh keluarga Alawiyin dengan karyanya yang luar biasa. Walaupun setelah beliau ada yg melanjutkan mengurus nasab namun tak ada orang yang setara dan sekelas beliau sampai kapanpun.



Al Habib Ali bin Ja’far Asseggaff nikah dengan Syarifah Aisyah binti Abdullah bin Abdul Ma’bud bin Khidir bin Jarjis bin Ahmad Al Kadzimie Al Musawi Al Bagdadi di Jakarta,dari perkawinan ini lahirlah : 1.Syayyid Mustofa (wafat di Jakarta 1985) keturunan beliau saat ini semaunya ada di Jakarta 2.Syarifah Maryam (masih ada sampai saat ini di Jakarta) 3.syarifah Wasilah (wafat umur 5 tahun).Beliau juga nikah dengan Syarifah Tejun bin Yahya dan memiliki anak Syarifah Raguwan dan syarifah Salwa,saat ini Syarifah Tejun bin Yahya ada di Tuban Jawa Timur.



Beliau wafat di Jakarta pada tahun 1381 H / 1962 M dan dimakamkan di pekuburan karet wakaf (sekarang jadi sekolahan Said Naum) di Tanah Abang Jakarta Pusat,kemudian makam ini dibongkar dan dipindahkan oleh Gubernur DKI ke Pekuburan Umun Karet Jakarta. Sampai saat ini makam beliau tak diketahui letak pastinya karena saat pembongkaran kuburan keluarga beliau tak diajak beruding . Inilah suatu keadaan yang sangat sedih dan memprihatinkan sekali dan yang lebih memprihatinkan lagi banyaknya orang orang yang mengurus nasab namun tidak pernah mengenal akan beliau”An Nasabah Al Wali Al Habib Ali bin Ja’far Asseggaff.”Tiadalah orang dapat bersyukur kepada ALLAH sebelum dia dapat mengucapkan terima kasih kepada Mahluknya “.Tiadalah orang dapat mengurus nasab sebelum mengenal siapa dan apa saja hasil maha karya Al Habib Ali bin Ja’far Asseggaff.Alangkah baiknya bila kita semua keluarga Alawiyin mengetahui akan manaqib beliau ini.



Demikianlah Manaqib singkat ini dapat hamba yang faqier tulis dengan penuh sangat keterbatasan yang ada.Semoga bermanfat bagi orang orang yang masih memiliki perhatian terhadap kemurnian dan kerapian nasab Alawiyin.



Sumber Tulisan:

Manaqib An Nassabah Al Wali Al Habib Ali bin Ja'far Asseggaff oleh Alidien Hasan Al Ali bin Abdullah Asseggaff Jakarta, November 2008

Tiada ulasan:

Catat Ulasan